Official Statement of Neutrality
Hereby the makers of this website want to declare, that we are completely neutral in all matters appearing on this site.

Kamis, 26 November 2009

The Datu of Luwu

Datu Andi Iwan Alamsyah Bau Djemma Barue of Luwu with his wife

In the very old time the rulers of Buginese Kingdom of Luwu were the main powers on the island of Sulawesi, which held sway over many Toraja peoples to. Later the kingdoms of Bone and Gowa in SW-Sulawesi began to be more powerfull, but Luwu remained a big power, having it's sphere of influence in a big area. So nowadays several non-Luwu districts/kabupatens on Sulawesi still have a very strong traditional relationships with Luwu. The datu's of Luwu also always stayed very selfconfident. Until the end of the Dutch rule in Indonesia. Of course the datu's also saw the good sides of Dutch rule, but always wanted to have independence for their area and country. The last in this line of freedomseekers kings was Datu Andi Djemma Barue (a later national hero). He ruled 1936-1946(deposed) and 1949-1959 as king;from 1957-1960 as bupati of Luwu. He died in 1965.His son Andi Achmad was bupati of Luwu 1968-1972.The traditional postion of his dynasty always remained strong.In the present time of revival of the cultural and social value of the Indonesian dynasties also here that has not happened without problems. In Luwu the succesion always was settled with the rule, that the new king,or queen had to be descended as much as possible form former monarchs. That is the so-called "being of pure royal blood" principle. Nowadays some dynasties, which did not use the latter principle of succesion also try to use the principle "a monarch will be followed by the oldest child". The hereby depicted Datu Iwan Alamsyah Bau Djemma Barue is the oldest son of Andi Bau Djemma gelar Tellu PoccoE, who is the only son from the marriage of Datu Andi Djemma Barue with his fullblooded royal daughter of a raja of Bone(the also as Indonesian national hero recognized Arumpone/Raja Andi Mappanjuki). He was installed as datu of Luwu in 2006. Before he already was considered as the semi-official dynastychief, but in 2003 some people in the dynasty network thought it also good to use the principle "oldest child is succesor", so another grandchild of Datu Andi Djemma Barue was respected from that time as the main person in the datu dynasty. This princess is Datu Andi Luwu;the daughter of the oldest son of Datu Andi Djemma, who always was a big help of his father before and also an important person in the independence struggle in Luwu after WW II. Nowadays you see, that also the traditional values are restored in Luwu in which the dynasty also plays an important role. You can see, that we live now in a time, where the good things of the old time are taken back and the unneccesary things are left behind. Also here it is hoped, that wishes of harmony will remain.


D.P. Tick gRMK
I. Festivana


The picture is from the collection of Forum Silaturahmi Keraton se-
Nusantara

2 komentar:

Anonim mengatakan...

L.S.;

Datu Andi Iwan Alamsyah Bau Djemma Barue is now a high official in the government of the hugue town of Makassar;the main city on Sulawesi.
He also has ambitions to be candidate-bupati of Luwu in 5 years.So then he would be ruling Luwu again as a districtchief like his uncle and his grandfather:the last ruling Datu of Luwu.

May God give him the talents to do so.

Salam hormat:
DP Tick gRMK/Pusaka

Anonim mengatakan...

Dahulu kala penguasa Kerajaan Bugis di Luwu adalah kekuatan utama di pulau Sulawesi, yang menguasai banyak orang Toraja. Kemudian kerajaan Bone dan Gowa di Sulawesi Tenggara mulai lebih kuat, tetapi Luwu tetap menjadi kekuatan besar, memiliki lingkup pengaruhnya di wilayah yang luas. Sehingga saat ini beberapa kabupaten / kabupaten non-Luwu di Sulawesi masih memiliki hubungan adat yang sangat kuat dengan Luwu. Para datu di Luwu juga selalu percaya diri. Hingga berakhirnya kekuasaan Belanda di Indonesia. Tentu para datu juga melihat sisi baik dari kekuasaan Belanda, namun selalu ingin merdeka untuk daerah dan negaranya. Yang terakhir dari garis raja pencari kebebasan ini adalah Datu Andi Djemma Barue (kemudian menjadi pahlawan nasional). Ia memerintah 1936-1946 (digulingkan) dan 1949-1959 sebagai raja; dari 1957-1960 sebagai bupati Luwu. Ia wafat pada tahun 1965. Putranya Andi Achmad menjadi bupati Luwu 1968-1972. Posisi tradisional dinastinya senantiasa kuat, di masa sekarang kebangkitan nilai budaya dan sosial dinasti Indonesia juga di sini yang tidak pernah terjadi tanpa masalah. Di Luwu suksesi selalu diselesaikan dengan aturan, bahwa raja atau ratu yang baru harus diturunkan sebanyak mungkin dari mantan raja. Itulah yang disebut prinsip "memiliki darah bangsawan murni". Saat ini beberapa dinasti, yang tidak menggunakan prinsip suksesi yang terakhir juga mencoba menggunakan prinsip "seorang raja akan diikuti oleh anak tertua". Yang digambarkan dengan ini Datu Iwan Alamsyah Bau Djemma Barue adalah putra tertua dari Andi Bau Djemma gelar Tellu PoccoE, yang merupakan satu-satunya putra dari pernikahan Datu Andi Djemma Barue dengan putri kerajaan berdarah penuh dari seorang raja Bone (yang juga berkewarganegaraan Indonesia). Pahlawan yang diakui Arumpone / Raja Andi Mappanjuki). Ia dilantik sebagai datu Luwu pada tahun 2006. Sebelumnya ia sudah dianggap sebagai wali dinasti semi resmi, namun pada tahun 2003 beberapa orang dalam jaringan dinasti menganggap juga baik untuk menggunakan prinsip "anak tertua adalah penerus", begitu juga cucu dari Datu Andi Djemma Barue dihormati sejak saat itu sebagai orang utama dalam dinasti datu. Puteri ini adalah Datu Andi Luwu, putri dari putra tertua Datu Andi Djemma yang selalu menjadi bantuan besar ayahnya sebelum dan juga orang penting dalam perjuangan kemerdekaan di Luwu pasca PD II. Sekarang Anda lihat, bahwa juga nilai-nilai tradisional dipulihkan di Luwu di mana dinasti juga memegang peranan penting. Anda bisa lihat, bahwa kita sekarang hidup di masa, di mana hal-hal baik di masa lalu diambil kembali dan hal-hal yang tidak perlu ditinggalkan. Juga di sini diharapkan, keinginan harmoni akan tetap ada.